Articles

Pengaruh Stereotype Pada Implementasi Ergonomi Kognitif Sehari-Hari

Untuk sebagian orang kata “stereotype” mungkin terdengar asing, namun nyatanya disadari bahwa stereotype ini banyak sekali dilakukan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Lalu apa sih sebenarnya stereotype itu? Stereotype adalah sebuah keyakinan positif ataupun negatif yang dipegang terhadap sesuatu. Misalnya suku minang atau padang jika dari stereotype positif adalah pekerja keras, namun jika setreotype negatifnya adalah keras kepala dan egois.

Reaksi stereotype adalah suatu kebiasaan di mana pengalaman menyebabkan terjadinya suatu gerak refleks terkondisi yang berjalan secara otomatis tanpa disadari. Reaksi stereotype sangat dipengaruhi oleh tradisi budaya.

Lalu apa hubungannya dengan Ergonomi Kognitif ?

Seperti kita tahu bahwa ergonomi kognitif adalah cabang dari ergonomi yang membahas tentang kerja mental manusia. Manusia tidak hanya merupakan reseptor pasif terhadap stimulus, pikiran manusia secara aktif memproses informasi yang diterima dan mengubahnya menjadi bentuk dan kategori-kategori tertentu. Pengalaman, pembayangan, pemecahan masalah, mengingat dan berpikir, semuanya merupakan istilah yang menjelaskan tahapan-tahapan dari kognitif. Proses kognitif dapat dianggap analog dengan komputer, masukan informasi diproses dengan berbagai cara (diseleksi, dibandingkan, dikombinasikan dengan informasi lain yang telah ada dalam ingatan, diubah bentuknya, disusun kembali), kemudian respon yang keluar tergantung sifat-sifat proses dalam diri individu tersebut.

Nah ternyata dalam penerapan ergonomi kognitif sehari-hari banyak yang menggunakan konsep stereotype tersebut. Dimana konsep stereotype jarang dirasakan karena merupakan suatu kebiasaan di mana pengalaman menyebabkan terjadinya suatu gerak refleks terkondisi yang berjalan secara otomatis tanpa disadari. Contohnya dari penerapan ergonomi kognitif sehari-hari yang menggunakan konsep stereotype yaitu putaran ke arah kanan untuk mengencangkan.

Seperti gambar diatas Stereotype bahwa jika memutar sesuatu ke arah kanan misal saja mur akan mengecangkan mur tersebut sudah sangat diingat oleh semua orang. Maka dari itu desain mur sudah disesuaikan dengan stereotype tersebut. Sehingga semua orang yang akan mengecangkan mur akan memutarnya ke arah kanan tanpa adanya perintah lagi. Dengan adanya stereotype tersebut sangat menguntungkan karena pekerjaan akan semakin cepat dan kesalahan yang dilakukan sangat sedikit. Contoh lainnya yaitu memutar kran air ke kanan itu untuk membuka kran tersebut. Sama seperti memutar mur, memutar kran air ke arah kanan untuk membukanya sudah melekat di semua orang maka dari itu kebanyakan desain kran air untuk membukannya harus memutar ke arah kanan. Ketika menemukan kran air yang membukannya ke arah kiri kita akan merasa aneh dan mengganggap desain kran tersebut salah. Hal ini adalah pengaruh dari adanya stereotype bahwa untuk membuka kran air harus diputar ke arah kanan.